Blinking Cartoony Heart Girly Doll
Sunday, 7 April 2013
A. PRODUSEN DAN FUNGSI PRODUKSI
  • Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang berperan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 
  • Produksi adalah kegiatan mengubah suatu bahan baku atau sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menaikkan nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya manusia yang dapat menjadi suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa tersebut.
Pertama adalah bahan input apa yang akan di proses, setelah input selesai maka terjadi proses perubahan bentuk atau perubahan nilai guna barang atau jasa, setelah proses selesai kemudian akan muncul outputnya yaitu suatu barang atau jasa yang bisa dijual atau dipasarkan kepada distributor untuk didistribusikan kepada konsumen atau dari produsen langsung didistribusikan kepada konsumennya.
Namun dalam perilaku produsen, banyak proses yang harus dijalani agar tercapai tujuan dari perusahaan tersebut, antara lain menghitung berapa maksimal barang yang dapat dihasilkan atau diproduksi dengan biaya seminimal mungkin sehingga terjadi keuntungan maksimal dalam perusahaan.
Contoh perilaku produsen :
  1. Produsen mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa sebanyak-banyaknya dengan modal yang seminimum mungkin.
  2. Produsen memberikan Diskon kepada pembeli atau konsumen yang membeli barang dalam jumlah yang banyak yang telah diakantentukan produsen itu sendiri.
  3. Produsen mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut, sehingga ketika harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi pun akan ikut naik.
  4. Selain produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen, produsen juga menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang banyak diminati oleh masyarakat.
  5. Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.
  6. Produsen juga memberikan diskon besar-besaran untuk barang yang sudah lama disimpan di gudang atau biasa disebut cuci gudang.
 Sumber Daya :
1.  Sumber daya alam
Contoh : Air, Tanah, Tanaman, Hewan, Udara, Matahari, Bahan-bahan tambang mineral, dan lain-lain.
2.  Sumber daya manusia.
Sumber daya manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
o   Tenaga Kerja Terdidik.
Contoh : Manajer Produksi yang tugasnya bertanggung jawab, mengatur dan mengelola segala kegiatan produksi agar hasilnya maksimal.
o   Tenaga Kerja Terlatih.
Contoh : Tenaga produksi atau buruh kerja, security, supir, dll.
o   Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih.
Contoh : Office Boy,buruh angkut, dll.
3.  Sumber modal.
Modal adalah sesuatu yang dibutuhkan seorang produsen atau perusahaan produsen untuk bisa memulai produksi agar menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, atau untuk menambah dan memperluas produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen.
Dari kegiatan produksi ada beberapa tujuan yang akan tercapai yaitu :
  1. Menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
  2. Mendapatkan keuntungan.
  3. Memaksimalkan sumber daya yang ada.
  4. Meminimalkan biaya produksi.
  5. Mengganti barang yang telah habis atau yang rusak.
  6. Memaksimalkan hasil produksi.
  7. Mencari tambahan modal.
Fungsi Produksi.
Fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah inputan produksi yang dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang dihasilkan dari proses produksi.  Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. 
Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam bentuk fungsional sebagai sisi kanan
Q = f (X 1, X 2, X 3 ,..., n)
Di mana:
  • Q = jumlah output
  • X 1, X 2, X 3 ,..., n = jumlah input faktor (seperti modal, tenaga kerja, tanah atau bahan baku).
Jika Q bukan matriks (yaitu skalar, vektor, atau bahkan matriks diagonal), maka bentuk ini tidak mencakup produksi bersama, yang merupakan proses produksi yang memiliki beberapa co-produk. Di sisi lain, jika peta dari R n ke R k maka fungsi produksi bersama mengekspresikan penentuan jenis k output yang berbeda berdasarkan pada penggunaan bersama dari jumlah tertentu dari input n.
Salah satu formulasi, tidak mungkin relevan dalam praktek, adalah sebagai fungsi linear:
Q = a + b X 1 + X 2 + c d X 3 + ...
Di mana a, b, c, dan d adalah parameter yang ditentukan secara empiris.
Secara matematis, fungsi produksi dapat juga ditulis sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
  • Q         = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
  • F          = symbol persamaan (function)
  • L          = tenaga kerja (labour)
  • R         = kekayaan alam (resources)
  • C         = modal (capital)
  • T          = teknologi (technology)
Fungsi ini masih bersifat umum, hanya bisa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
  • Y = a + bX ( fungsi linier)
  • Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
  • Y = aX1b .  X2c  . X3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain. 
Sifat fungsi produksi terdapat dalam suatu hukum ekonomi yaitu : "The Law of Diminishing Returns" (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang)Hukum ini menyatakan bahwa jika salah satu input ditambah dengan input lain yang dianggap tetap maka hasil output dari pertambahan input tadi mula-mula akan bertambah, tetapi lama kelamaan akan menurun menurun setelah sampai pada titik maksimalnya jika input terus menerus ditambah.

B. PRODUKSI OPTIMAL
Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan faktor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal akan tercapai ketika tidak mungkin mengurangi output produksi yang lain untuk meningkatkan output. Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. 
Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
  1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
  2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
  3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
  1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
  2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. 

Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
    • Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
    • Biaya modal (opportunity cost of capital)
    • Biaya keusangan
    • Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
    • Biaya asuransi persediaan
    • Biaya pajak persediaan
    • Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
    • Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
C. LEAST COST COMBINATION
Least cost combination digunakan untuk menentukan kombinasi yang mana memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Dalam least cost combination terdapat istilah isoquant dan isocost. Isoquant atau disebut juga isoproduct curve adalah kurva yang menunjukan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 variabel input dengan tingkat output tertentu. 
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.
LEAST COST COMBINATION (LCC) Penggunaan kombinasi faktor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC adalah MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.
Marginal Rate Of Technical Subtitutions adalah jumlah satu input (x1) yang harus ditambah, jika input yang lain (x2) dikurangi tingkat output yang dihasilkan tetap , syarat diatas disebut juga Least Cost Combination.
Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.
Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik dari modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan output itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga masukan. Anggaplah bahwa produsen telah dipelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki tiga kemungkinan alternatif sebelumnya.
  1. Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.
  2. Untuk menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.
  3. Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga kerja.
Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis isocost karena mewakili berbagai kombinasi input yang dapat dibeli untuk jumlah uang yang diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu. 1:5.
Dengan menggabungkan isoquant dan garis harga faktor, seseorang dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-faktor yang akan memaksimalkan output.

KESIMPULAN
Seluruh materi-materi yang disampaikan adalah hal-hal yang harus dilakukan pengusaha untuk meningkatkan hasil produksi sehingga tujuan mendapat keuntungan pun dapat tercapai. Untuk memaksimalkan hasil produksi harus memenuhi beberapa konsep penting dalam perilaku produsen yaitu:
  • Faktor Produksi
  • Fungsi Produksi
  • Law of Diminishing Returns
  • Least Lost Combination
Perilaku produsen juga mengajarkan kita untuk lebih teliti dalam memberikan harga jual yang tidak merugikan produsen dan juga tidak memberatkan konsumen sehingga daya konsumsi pun stabil karena selain konsumen membutuhkan barang atau jasa yang dihasilkan produsen, konsumen juga mampu membeli barang atau jasa yang di jual.

Sumber:

0 comments:

UNIVERSITAS GUNADARMA

CLOCK

Cute Rocking Baby Monkey

MY PROFILE

Powered by Blogger.

CALENDAR