Friday, 26 April 2013
1. DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
a. Kompleksitas
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.
b. Diferensiasi horisontal.
Diferensiasi horisontal merujuk
pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para
anggotanya, sifat dari tugas yang meeka laksanakan, dan tingkat pendidikan
serta pelatihannya.·Dapat dikatakan bahwa semakin banyak jenis pekerjaan yang
ada dalam organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang
istimewa, semakin kompleks pula organisasi tersebut.
c. Diferensiasi vertikal.
Diferensiasi vertikal merujuk
pada kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat, demikian pula kompleksitasnya
karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah. Makin banyak
tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat yang paling
rendah, maka makin besar pula potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan
makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta
makin sukar bagi top management untuk
mengawasi kegiatan bawahannya.
d. Diferensiasi spasial.
Diferensiasi spasial merujuk pada
tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik, dan personalia sebagai sebuah
organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi spasial dapat dilihat
sebagai perluasan dari dimensi dan dan diferensiasi horisontal dan vertikal.
Artinya, adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara
geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah maupun jarak.
e. Formalisasi
Formalisasi merujuk pada tingkat
sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu distandardisasikan. Jika
formalisasi rendah, perilaku para pegawai relatif tidak terprogram. Karena
kebijakan dari seseorang di dalam pekerjaannya berbanding terbalik dengan
jumlah perilaku yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin
besar standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaimana suatu
pekerjaan harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi bukan hanya
menghilangkan kemungkinan para pegawai untuk berperilaku secara lain, tetapi
juag menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai untuk mempertimbangkan
aternatif. Organisasi menggunakan formalisasi karena keuntungan yang
diperoleh dari pengaturan perilaku para pegawai. Standardisasi perilaku akan
mengurangi keanekaragaman. Standardisasi juga mendorong koordinasi. Penghematan
yang diperoleh dari formalisasi juga tidak boleh diabaikan. Makin besar
formalisasi tersebut, makin sedikit pula kebijaksanaan yang diminta dari
pemegang jabatan. Hal ini relevan, karena kebijaksanaan memerlukan biaya.
f. Sentralisasi
Sentralisasi adalah yang paling
problematis dari ketiga komponen. Sentralisasi dinyatakan sebagai sejauh mana
kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan
pada satu individu, sebuah unit, atau suatu tingkat (biasanya pada tingkat
tinggi dalam organisasi), dengan demikian pegawai (biasanya berada di bagian
bawah organisasi) hanya memperoleh masukan yang rendah dalam pekerjaan mereka.
Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang
tinggi menyatakan adanya spesialisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang
rendah menunjukkan adanya desentralisasi. Tingkat kontrol yang dimiliki
seseorang dalam seluruh proses pengambilan keputusan dapat digunakan sebagai
sebuah ukuran mengenai sentralisasi. Langkah dalam proses pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
- mengumpulkan informasi untuk diteruskan kepada pengambil keputusan mengenai apa yang dapat dilakukan;
- memproses dan menginterpretasikan informasi tersebut untuk memberi saran kepada pembuat keputusan mengenai apa yang harus dilakukan;
- membuat pilihan mengenai apa yang hendak dilakukan;
- memberi wewenang kepada orang lain mengenai apa yang hendak dilakukan.
2. DEPARTEMENTALISASI
Pengertian departementalisasi
adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa
bentuk departementalisasi sebagai berikut :
- Fungsi
- Produk atau jasa
- Wilayah
- Langganan
- Proses atau peralatan
- Waktu
- Pelayanan
- Alpa-numeral
- Proyek atau matriks
- Departementalisasi Fungsional
Mengelompokkan fungsi-fungsi yang
sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan
bentuk dasar departementalisasi.
Kebaikan utama pendekatan
fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi
utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi
dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. Struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. Struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
a. Departementalisasi Divisional (Teritorial)
Departementalisasi wilayah, kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah, regional atau geografis, adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
Dasar lain departementalisasi adalah menetapkan kelompok berdasarkan area geografis. Karena perusahaan menemukan bahwa meningkatnya tuntutan akan produk mereka akan dapat menghemat biaya dengan menempatkan lokasi atau fasilitas pelayanan di berbagai tempat di wilayah/provinsi/negara bahkan dunia.
Keuntungan dari departementalisasi berdasarkan
teritorial :
- Memberikan suatu lahan pelajaran bagi personel manajerial.
- Perusahaan dapat menempatkan manajer dalam wilayah tertentu kemudian menilai pada area geografis tersebut.
Kelemahannya adalah :
- Masalah utamanya adalah kesulitan dalam berkomunikasi sejak divisi terpisah karena zona tempat dan waktu.
b. Divisionalisasi Produk
Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila
jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran
yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan produksi dan
penjualan akan ditempatkan dalam pengawasan seorang manajer. Produk menjadi
dasar istimewa dalam perusahaan ketika perusahaan tumbuh dengan meningkatnya
jumlah produk dipasar.
Keuntunganya adalah
- memungkinkan personel mengembangkan pengalaman dalam penelitian, pembuatan dan pendistribusian suatu lini produk.
- struktur organisasi yang menggunakan produk sebagai dasar bagi departemen telah menjadi kunci pengembangan di kapitalisme modern.
Kelemahanya adalah
- ketika prakarsa dan otonomi dari organisasi berdasar produk dillakukan dengan memberikan manajer divisi sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan rencana laba mereka. Akibatnya organisasi tersebut menghadapi kesulitan dalam memutuskan seberapa banyak redunsi yang diperlukan. Akibatnya bisa terjadi pengeluaran biaya yang berlebihan.
3. MODEL-MODEL DESAIN ORGANISASI
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah
mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara
fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan
dan besaran satuan kerja.
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu :
a. Model Mekanistis. Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi
melalui :
- Penggunaan Ekstensif aturan dan prosedur
- Kewenangan terpusat
- Spesialisasi tenaga kerja yang tinggi
- Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
- Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
- Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
- Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
- Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
- Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
b. Model Organik. Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi melalui
:
- Penggunaan terbatas aturan dan prosedur
- Kewenangan terdesentralisasi
- Derajat spesialisasi yang relatif rendah
- Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
- Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode partisipasi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
- Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
- Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
- Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
- Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada
teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang
bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau
sub-sub untit di dalamnya.
Desain struktur subunit didesain sesuai dengan kontinu mekanistik organik
dengan cara yang konsisten dengan keadaan kondisi lingkungan, khususnya laju
perubahan yamg lebih lambat, ketidakpastian yg lebih besar dan rentang waktu
balikan yang lebih singkat sesuai demgam desain mekanistik.
Desain teknik integratif tekhnik yang cocok, apakah peraturan, perencanaan atau
penyesuaian bersama, bergantung pada tingkat diferensiasi sub-unit. Semakin
besar diferensiasinya semakin besar perlunya peraturan dan perencanaan.
4. IMPLIKASI MANAJERIAL DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Dapat menghasilkan struktur atau
susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang
mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang
ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu
organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial
desan dan struktur organisasi
Referensi:
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
BLOG ARCHIVE
-
▼
2013
(51)
-
▼
April
(10)
- Budaya, Kreativitas dan Inovasi
- Sistem Operasi - Manajemen Sistem File
- Perubahan dan Pengembangan Organisasi
- Desain dan Struktur Organisasi
- Kepemimpinan
- Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
- Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Komunikasi
- Rangkuman Seminar : INTERAKSI MANUSIA DAN TEKNOLOG...
- Perilaku Produsen
- Perilaku Konsumen
-
▼
April
(10)
CLOCK
MY PROFILE
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment