Blinking Cartoony Heart Girly Doll
Monday, 28 November 2011
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau, sehingga disebut juga sebagai Nusantara. Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. 

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Letaknya yang strategis menyebabkan Indonesia dilalui oleh perdagangan internasional sejak zaman dahulu, seperti India, Arab, Portugis, sampai Belanda dan Jepang menjajah Indonesia. Mulai dari sistem pemerintahan kerajaan sampai sekarang menjadi NKRI.

Tak heran bahwa ada banyak suku, budaya, agama dan perbedaan sosial di lapisan masyarakat Indonesia secara horizontal.Selain itu, secara vertikal pun Indonesia bermacam-macam dalam lapisan sosialnya.

Untuk membahas lebih lanjut, kita urutkan berdasarkan lapisan sosial/stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin.
  1. Ukuran kekayaan/kekayaan.
Lapisan masyarakat yang dibagi ke dalam tingkat materi atau kebendaan dan atau kekayaannya.

Di Indonesia, ada begitu banyak perbedaan lapisan masyarakat bila dilihat dari segi kekayaannya.
  • Lower Class/ kelas bawah/ Kaum jelata
    • Mereka ada di mana-mana. Mereka adalah pengemis, pengamen jalanan, tuna wisma, preman jalanan, pemulung, dll. Banyak dari mereka yang hidupnya di bawah kolong jembatan, di pinggrir jalan, bahkan TPA
    • Hanya segelintir dari kalangan mereka yang mendapat hak dan atau kewajiban bersekolah hingga SMA/SMK. Padahal sudah banyak sekolah negeri yang difasilitasi “BOS” oleh pemerintah. Namun hanya sedikit dari mereka yang menggunakan kesempatan menuntut ilmu. Mereka lebih memilih membantu orangtua mencari nafkah walau hanya jadi pengamen atau berjualan di jalan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang memilih jalan cepat dengan menjadi preman, mencuri, dll.
    • Banyak kasus kriminal yang dilemparkan pada kaum jelata. Contohnya saja, kasus pemenjaraan kaum jelata yang tidak bersalah. Mereka dipaksa oleh polisi untuk menyatakan bahwa mereka-lah tersangka suatu tindak kriminal. Padahal kasus tersebut bukan mereka yang melakukannya. Ketika di penjara, sang Polisi malah melukai mereka secara fisik dan batin. Mereka tidak mempunyai keberdayaan untuk melawan polisi, karena mereka takut dan menganggap bahwa mereka adalah orang kecil yang akan diacuhkan walau memberontak.
    • Contoh pelecehan derajat yang lainnya adalah kasus para pembantu rumah tangga yang dianiyaya dan disiksa oleh majikannya. Sampai wajahnya disetrika, disiram air panas, diperkosa, dll
  • Upper Class/ borjuis/ elite
    • Bertolak belakang dengan kaum jelata, kaum elite memiliki gaya hidup mewah,serba berkecukupan.
    •  Hidup mereka dipenuhi kemudahan. Derajat sosial sangat dijunjung tinggi untuk mereka sendiri. Menganggap bahwa orang kecil / kaum jelata.
    • Mereka menganggap bahwa dunia ini adalah milik mereka yang kaya dan mereka berkuasa seenaknya.
    • Mereka mengacuhkan ketimpangan masalah derajat di Indonesia. Mereka hanya sibuk bekerja, mencari uang dan berfoya-foya...
    •  Sopan santun terhadap kaum dibawah mereka sudah memudar. Seperti misalnya ada pengamen atau pengemis diacuhkan begitu saja, bahkan diusir dengan kasar.
  1. Ukuran kekuasaan dan wewenang
o    Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial
o    Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
o    Contoh lainnya adalah kekuasaan seperti pemerintah yang menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, melakukan aksi KKN, mafia pajak, dll.
o    Adapula contoh lain seperti tingkatan kekuasaan dalam organisasi atau perusahaan.
  1. Ukuran kehormatan
    • Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya.
    • Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
    • Selain itu perbedaan derajat antara kaum wanita dan lelaki. Dimana banyak yang menganggap bahwa laki-laki memiliki derajat yang lebih besar daripada wanita. Misalnya seperti zaman sebelum Ibu Kartini, wanita tidak diizinkan untuk menuntut ilmu. Jangankan zaman dahulu, sampai sekarang banyak yang masih beranggapan bahwa “WANITA UJUNG-UJUNGNYA JUGA CUMA KELUAR MASUK DAPUR”.
    • Namun adapula budaya yang menjunjung tinggi derajat dan kerja keras wanita, seperti orang Bali dan Papua. Sehingga di zaman sekarang ini, banyak pula wanita yang memiliki pendapatan sendiri. Bahkan makin banyak wanita yang membuka wirausaha.
  2. Ukuran ilmu pengetahuan
    • Dalam ukuran ini, lapisan sosial dibagi berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat.
    • Misalnya dalam lamaran kerja, hampir semua perusahaan lebih tertarik dengan ajuan lamaran seseorang yang bertitel tinggi, memiliki IPK tertinggi, dan yang paling banyak adalah dilihat dari segi lulusan universitas ternama, terutama negeri di Pulau Jawa.
    • Mereka menganggap bahwa yang berhak mengambil posisi lowongan tersebut adalah orang yang bertitel ini itu dan lulusan negeri ternama. Padahal belum tentu orang seperti itu memiliki kualitas dan konsistensi lebih baik daripada yang lain.
Selain hal-hal diatas, persamaan hak di Indonesia perlu disasarkan pada hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945 pasal 27-34. Dimana setiqp warga memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam memeluk kepercayaan/agama, hak mengeluarkan pendapat, bebas mendapat penghidupan yang layak,  menuntut ilmu.
Begitu banyak lapisan sosial di Indonesia seharusnya harus saling bersatu dan saling menghargai serta menerapkan bahwa setiap orang memilik derajat yang sama. Seharusnya orang Indoesia belajar untuk membedakan derajat kita. Dan seharusnya warga negara Indonesia belajar untuk mengimbangi hak disertai kewajiban terlebih dahulu. Jangan hanya mau enaknya aja menuntut hak, bila kewajiban belum dilaksanakan.

0 comments:

UNIVERSITAS GUNADARMA

CLOCK

Cute Rocking Baby Monkey

MY PROFILE

Powered by Blogger.

CALENDAR