Wednesday, 6 July 2011
Sesampainya di Bogor, ternyata tetangga-tetangga baru juga punya baby dan anak-anak balita. Bedanya orangtua mereka adalah keluarga pasangan muda. Sedangkan keluarga gue, uda punya anak sejak 11 tahunan sebelum mereka. Tak heran jika pada saat itu yang paling tua diantara anak-anak sekitar rumah adalah Kak Kiki yang udah tamat SD. Dia disekolahkan di sebuah SMP dekat rumah yang disebut Doea. Sedangkan Kak Angel disekolahkan di sebuah SD yang juga dekat rumah yaitu SD Pajeleran. Dan terjadilah keseragaman sekolah antar generasi 3 bersaudara keluarga gue, kecuali setelah lulus SMP. Kak Angel tidak ikut menjadi generasi penerus Kak Kiki, karena dia bersekolah di SMA 1 yang disebut Mayat. Dan kemudian malah gue yang jadi penerus Kak Kiki yang sama-sama bersekolah di SMA 2 yang disebut Smavo. So, ga heran kalo guru-guru kenal dan bahkan beberapa dekat sama gue karena merupakan adik mantan muridnya.
Keuntungan ini paling kerasa waktu gue masi SD. Kak Angel itu terkenal pinter, jiwa “bolang” yang seneenng banget sama Pramuka, apalagi dia terkenal sebagai Pratami (itu loh, yang jadi ketua umum anggota Pramuka. Ada dua, yang satu cowok disebut Pratama) yang rambutnya kayak artis sampo. Jadi bisa dibilang dia itu anak favorit guru-guru SD gue juga. Berhubung saat itu gue masi unyu-unyu, pinter karna rajin blajar n not big enough, jadi gue dikenal sebagai “Adik dari Alumni Favorit” yang “Lumayan Pintar” karena “turunan kakaknya”. Menyadari gelar tersebut, gue ikut Pramuka juga kayak Kak Angel, itung-itung nambah nilai lah. Hahahha.
Kalo waktu SMP, kurang lebih sama aja. Bedanya ga terlalu banyak guru yang ngajar dari jaman kakak-kakak gue. Sejak SMP gue bisa dibilang makin cupu, ga sepintar, ga serajin n ga se-GAUL dulu. Secara, waktu SD gue tuh lumayan eksis karna sifat gue yang bandel alias suka nyubit-nyubitn menganiyaya (sebuset, bahasanya...) temen-temen gue (maaf ya teman-teman..!), royal tapi ga pelit, n rada sok leader tapi pinter. Di SMP gue uda mulai males blajar sejak kenal Fisika. Sejak ini pula gue jadi suka tidur siang n ngurung diri di kamar. Kalo dulu di kamar buat belajar, sejak SMP malah buat baca komik, gambar-gambar kartun, main laptop jadul, main HP, dengerin radio ato kaset tape, n tidur kalo uda BT. Disinilah masa-masa pembentukan lemak jenuh n jerawat makin menumpuk. Saat itu juga gue mulai ketinggalan jaman. Kalo dulu gue punya gadget yang paling oke, disini gue mulai gigit jari liat temen-temen gue punya yang lebih canggih. Temen-temen gue pun uda pada mulai seneng blajar ngendarain motor. Hal tersebut dimulai dari Bokap gue yang mulai menganggur karena umur dan persaingan sarjana muda setelah berhenti di Yamaha Music dan sejak kecelakaan Kak Kiki yang membuat gue dan keluarga belajar berjiwa besar.
Kalo jaman SMA doang biasa aja. Coz yang tau gue adalah adiknya Kak Kiki cuma Bu Ani, itu juga karna kakak gue nitip salam kalo masih ngajar di SMA gue coz Bu Ani ini guru favorit Kak Kiki dulu. Disini makin cupu aja gue. Semua temen gue yang cewek, uda pada bisa ngendarain motor, bahkan mulai banyak yang jago ngendarain mobil. Satu per satu punya SIM, bawa motor tiap hari, n bawa mobil di luar sekolah. Temen-temen gue yang cewek mulai seneng ke salon buat sok-sok creambath lah, facial lah, malah spa gitu deh. Trus jaman rambut keriting di kalangan cewek pun merajalela. Sepatu ala-ala sneekers, merk-merk ala-ala Gosh, bando lucu-lucu, tas gonta-ganti model, contact lense, behel, rambut berponi, belah tengah, kamera SLR, dll. Sejak di sekolah dipasang wii-fi, Hpnya pada Blackberry alias BB n suka pada bawa laptop pribadi. Trus makin banyak aja banci mall, movie mania, pemburu film keren ala Barat maupun Asia. Namun dibalik semua itu, gue jadi bisa sabar n bersyukur atas apa yang gue punya. Karena gue percaya, hidup ini bagaikan roda. Kadang kita di atas kadang di bawah, tergantung kita yang mengendalikan mau maju ato diem aja. Dan bersyukurlah kita karena hidup kita jauh lebih mudah dibanding yang lainnya.
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment